Ketika saya bingung akan menulis apa dalam postingan untuk bulan September ini, muncul sebuah ingatan mengenai salah satu scene dalam film seri TV di Jepang. Pernah menonton Bloody Monday the series? Bisa cek di sini bila belum pernah mengetahui.
Drama ini menceritakan seorang hacker (mantan cracker) yang membantu pihak kepolisian melawan teroris yang ingin mengacaukan Jepang dengan sebuah virus. Pada satu episode diceritakan seorang tokoh (lupa namanya) menjadi korban pertama yang terkena virus tersebut dan ia sekarat. Dalam kondisi sadarnya yang terakhir di ruang isolasi, ia meminta sebuah laptop untuk melakukan "last post" dalam blog/IMnya di internet. Karena sudah tidak mampu mengetik, ia meminta seorang pengawas untuk mengetikkan postingnya. Kurang lebih begini pesan terakhir tersebut:
"Hi teman-teman. Akhirnya inilah postingan terakhirku. Aku akan mati hari ini. Akhirnya. Selamat tinggal."
Ketika pesan tersebut diposting, sesaat kemudian mendapat tanggapan dari user lain dalam komunitas internet.
"Hah! Satu lagi orang bodoh yang menyia-nyiakan hidupnya dengan akan mati."
Membaca hal tersebut, si tokoh justru tersenyum dan menghembuskan nafas terakhirnya. Melihat semua itu, sang pengawas menangis karena ia tahu benar bagaimana si tokoh terjebak sebagai korban acak oleh para teroris.
Dari scene ini saya menemukan hal-hal yang (saya rasa) tidak benar. Pertama, melakukan posting mengenai keinginan untuk mati di media umum terjadi seperti hal biasa. Orang malah mencemooh dan bukannya memberikan dorongan. Hal yang sangat aneh, karena pada masa bencana Fukushima beberapa tahun lalu di Jepang, orang-orang Jepang sangat ingin hidup bahkan dengan semboyan-semboyan penyemangat hidup. Hal ini sangat berkebalikan dengan beberapa cerita fiksi yang beredar di sana. Sebut saja Death Note yang mengatakan bahwa "this world is rooting". Kedua, ekspresi ... yang setelah membaca balasan pada postingnya justru tersenyum. Apa yang terjadi dalam diri tokoh ini? Bila diperhatikan dalam jalan ceritanya bahwa orang ini terkesan sangat menyebalkan (walau hanya digambarkan secara singkat). Sepertinya semangat seperti ini yang masih ada di masyarakat Jepang. Senyum. Ya, senyum.
Senyum menyelesaikan banyak persoalan. Dalam senyum ikhlas seseorang, terdapat kelapangan dada, kebaikan hati, dan kemurnian jiwa. Senyum yang ikhlas memberikan energi pada orang lain. Baiklah dari posting ini pula, akan muncul inspirasi bagi siapa saja bahwa senyum adalah kekuatan yang dahsyat yang telah disediakan oleh Sang Pencipta.